Oleh Dr Bilal Philips
Hati itu ada tiga macam:
1. Hati yang sehat, yang selamat dari semua hawa nafsu yang bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, dan yang selamat dari semua keraguan yang bertentangan dengan apa yang telah Allah tetapnya. Ia juga selamat dari menyembah sesuatu selain Allah, juga dari mencari pembenaran orang lain selain Rasulullah ﷺ.
2. Hati yang mati, yang merupakan lawan dari hati yang hidup. Ia mati, tidak mengetahui sama sekali siapa Rabb-nya dan bagaimana mengibadahiNya.
3. Hati yang memiliki tanda-tanda kehidupan, tetapi cacat. Jadi, ia bisa saja mendangung rasa cinta kepada Allah, takut kepada Allah, ikhlas kepadaNya, dan iman kepadaNya, yang karena itu semua hatinya menjadi tetap hidup. Akan tetapi, ia juga mengandung rasa cinta terhadap hawa nafsu yang menghancurkan, serta tunduk kepadanya.Akhlaknya hina, pun demikian dengan adabnya, yang karenanya hatinya menjadi mati, dan ia terus menerus mengalami kegoncangan antara hidup dan mati.
Jadi, hati model pertama adalah hati yang hidup, tunduk, lembut, dan halus. Jenis yang kedua adalah hati yang kering, keras dan mati. Jenis ketiga adalah hati yang memiliki penyakit; ia bisa saja diselamatkan, bisa pula hancur dan mati.
Semua penyakit hati terletak pada hawa nafsu dan syubhat. Hidup dan bercahayanya hati adalah sebab bagi semua kebaikan di dalamnya, sedang kematian dan gelapnya hati adalah sebab bagi semua keburukan di dalamnya.
Hati tak akan pernah hidup dan sehat kecuali dengan mengakui kebenaran, mencintainya dan mendahulukannya atas segala hal. Tak akan ada kebahagiaan, kesenangan atau kesehatan di dalam hati, kecuali dengan menjadikan ridha Allah sebagai tujuannya.
Hal ini tak akan sempurna kecuali dengan menyucikan hati, bertaubat, serta meninggalkan semua rasa cinta yang palsu dan akhlak yang tercela. Hal ini tak akan tercapai kecuali dengan berjuang keras melawan hawa nafsu yang membujuknya pada kejahatan, serta menyadari dan melawan Setan dari kalangan jin dengan meminta perlindungan dari Allah, mengetahui cara-cara dan tujuan mereka, serta melindungi diri dari mereka dengan berzikir kepada Allah, dan berlindung kepadaNya dari kejahatan mereka, (lihat Ighathat al-Lahfan: 1/7-10 dan Majmu’ Fatawa: 10/91-149).
Hati menjadi sakit dan lemah karena dua hal; rusaknya ilmu dan rusaknya niat. Keduanya secara bergantian menggiring manusia pada penyakit hati yang menghancurkan, yaitu kemarahan dan kesesatan; dan kesesatan inilah yang menggiring pada rusaknya ilmu. Jadi, kedua penyakit ini adalah tuan bagi semua penyakit yang menjangkiti hati. Pengobatannya terletak pada petunjuk yang didasarkan kepada ilmu. Petunjuk yang didasarkan pada ilmu ini adalah mengetahui kebenaran, lalu mengikutinya. Keseluruhan isi Alquran adalah obat bagi kedua penyakit tersebut, juga penyakit yang lainnya, karena di dalamnya terkandung petunjuk yang sempurna, (lihat Tariq al-Wusul ila al-ilm al-Ma’mul bi Ma’rifah al-Qawa’id wa ad-Dawabit wa al-Usul, karya Ibnu as-Sa’di, hal. 204).
Sumber:
Taimiyyah, Ibnu. --------. Diseases of the Hearts and Their Cures. London: Darus-Sunnah Publishers
Terjemah:
Irfan Nugroho
Staf pengajar di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Sukoharjo.