Halloween party ideas 2015
Tampilkan postingan dengan label Hadis. Tampilkan semua postingan



☝Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

{مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} [ق : 18]

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” [QS Qaaf: 18]

☝Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَكْثَرَ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فِي لِسَانِهِ

“Sesungguhnya kebanyakan salahnya anak Adam itu ada pada lisannya,” [HR Baihaqi, Tabrani. Al-Albani: Sahih]

📗IslamWeb
~~~~~~~~~~
📲 Tadabur Quran | Pesantren Tahfizh At-Taqwa

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



☝Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ

“Siapa saja yang meng-hajer (memboikot, mendiamkan) saudaranya selama setahun, dia seperti telah membunuh saudaranya tadi,” [HR Abu Daud: 4915. Al-Albani: Sahih]

📝 Faisal Alu Mubarak Rahimahullah berkata:

وعيديد شديد لمن هجرسَنَة، وأن ذلك كإراقة دم المهجور فيِ الإثم

“Hadis ini adalah ancaman keras bagi orang yang meng-hajer (memboikot, mendiamkan) saudaranya selama setahun; dan tindakan itu dosanya seperti menumpahkan darah orang yang di-hajer.”

📗Tathriz Riyadhus Shalihin: 1/893
~~~~~~~~~~
📲 Tadabur Quran | Pesantren Tahfizh At-Taqwa

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



☝Rasulullah ﷺ bersabda:

حَسْبُ الْآدَمِيِّ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَه

“Ukuran perut anak Adam adalah cukup beberapa suap saja sampai dia bisa menegakkan tulang punggungnya,” [HR Ibnu Majah: 3349. Al-Albani: Sahih]

📝 Asy-Syafi'i Rahimahullah berkata:

ما شبعتُ منذ ستَّ عشرةَ سنة إلا شبعة اطرحتها؛ لأنَّ الشبع يُثقِلُ البدن، ويُزيل الفطنة، ويجلب النوم، ويضعف صاحبه عن العبادة (٦) .

“Saya tak pernah kenyang sejak 16 tahun kecuali sekali saja saya kenyang lalu saya muntahkan, karena kenyang memberatkan badan, menghilangkan kecerdasan, menyebabkan kantuk, melemahkan orang dari ibadah.”

📗 Jamiul ulum Wal Hikam: 3/1243
~~~~~~~~~~
📲 Tadabur Quran | Pesantren Tahfizh At-Taqwa

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



☝Rasulullah ﷺ bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيه

“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat,” [HR Tirmidzi: 3976. Al-Albani: Sahih]

📝Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata:

وقيل للقمان الحكيم: ما بلغ من حكمتك؟  قال: لا أسأل عما كفيته، ولا أتكلم بما لا يعنيني.

Lukman Al-Hakim pernah ditanya orang: “Apa yang membuat tuan bisa memiliki hikmah?”

Beliau menjawab: “Saya bertanya sekadarnya saja, dan saya tidak mengatakan sesuatu yang tidak perlu.”

📗 Mukhtasar Minhajul Qasidin: 1/166
~~~~~~~~~~
📲 Tadabur Quran | Pesantren Tahfizh At-Taqwa

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



☝ Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma dia berkata:

نَهَى أَنْ يُسَافَرَ بِالْقُرْآنِ إِلَى أَرْضِ الْعَدُوِّ

“Rasulullah ﷺ melarang bepergian ke wilayah musuh dengan membawa mushaf Quran,” [Muttafaq Alaih]

📝 Faishal Alu Mubarak Rahimahullah berkata:

النهيُ محمول على التحريم، لئلا يتمكنوا منه فيهينوه. أما إذا أمن ذلك، فيكره حمله سدًا للذريعة، وأخذًا بالأحوط

💎 Larangan di sini artinya haram, supaya musuh tidak mengambil mushaf tersebut lalu mereka melecehkannya. Tetapi jika dijamin aman, maka larangan di sini berarti antisipasi dan kehati-hatian.

📗Tathriz Riyadhus Shalihin: 1/1014
~~~~~~~~~~
📲 Tadabur Quran | Pesantren Tahfizh At-Taqwa

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



☝Rasulullah ﷺ bersabda:

ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ

“Zuhudlah terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Zuhudlah terhadap apa yang dipunya manusia, niscaya engkau akan dicintai oleh manusia,” [HR Ibnu Majah: 4102. Al-Albani: Sahih]

📝 Imam Syafi'i Rahimahullah berkata:

وما هي إلا جيفة مستحيلة ... ?? ... عليها كلاب هَمُّهُن اجتذابها ... ???
فإن تجتنبها كنت سلمًا لأهلها ... ?? ... وإن تجتذبها نازعتك كلابها ... ??

💎Dunia ini tidak lain adalah bangkai yang berubah bentuk... Di atasnya ada banyak anjing yang tertarik kepadanya...

💎Jika engkau menjauhinya, maka engkau selamat darinya... Jika engkau tertarik kepadanya, maka engkau akan berebut dengan anjing-anjing...

Tathriz Riyadhus Shalihin, Hadis 473
~~~~~~~~~~
📲 Tadabur Quran | Pesantren Tahfizh At-Taqwa

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



☝Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ مِنْ أَهْلِ الْإِيمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنْ الْجَسَدِ يَأْلَمُ الْمُؤْمِنُ لِأَهْلِ الْإِيمَانِ كَمَا يَأْلَمُ الْجَسَدُ لِمَا فِي الرَّأْسِ

🍃 “Orang mukmin bagi ahli iman seperti kepala bagi badan. Sakit seorang mukmin bagi ahli iman seperti badan merasa sakit karena ada penyakit di kepala,” [HR Ahmad. Al-Albani: Sahih]

📝Muhammad Al-Munajjid hafizahullah berkata:

‍ﻋ‍‍ﺪ‍ﻡ‍ ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﺎ‍ﻫ‍‍ﺘ‍‍ﻤ‍‍ﺎ‍ﻡ‍ ‍ﺑ‍‍ﻘ‍‍ﻀ‍‍ﺎ‍ﻳ‍‍ﺎ ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﻤ‍‍ﺴ‍‍ﻠ‍‍ﻤ‍‍ﻴ‍‍ﻦ‍ ‍ﻭ‍ﻟ‍‍ﺎ ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﺘ‍‍ﻔ‍‍ﺎ‍ﻋ‍‍ﻞ‍ ‍ﻣ‍‍ﻌ‍‍ﻬ‍‍ﺎ ‍ﺑ‍‍ﺪ‍ﻋ‍‍ﺎﺀ ‍ﻭ‍ﻟ‍‍ﺎ ‍ﺻ‍‍ﺪ‍ﻗ‍‍ﺔ ‍ﻭ‍ﻟ‍‍ﺎ ‍ﺇ‍ﻉ‍‍ﺍ‍ﻥ‍‍ﺓ, ‍ﻓ‍‍ﻬ‍‍ﻮ ‍ﺑ‍‍ﺎ‍ﺭ‍ﺩ ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﺈ‍ﺣ‍‍ﺴ‍‍ﺎ‍ﺱ‍ ‍ﺗ‍‍ﺠ‍‍ﺎ‍ﻩ‍ ‍ﻣ‍‍ﺎ ‍ﻳ‍‍ﺼ‍‍ﻴ‍‍ﺐ‍ ‍ﺇ‍ﺧ‍‍ﻮ‍ﺍ‍ﻥ‍‍ﻩ‍ ‍ﻓ‍‍ﻲ‍ ‍ﺑ‍‍ﻘ‍‍ﺎ‍ﻉ‍ ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﻌ‍‍ﺎ‍ﻟ‍‍ﻢ‍ ‍ﻣ‍‍ﻦ‍ ‍ﺗ‍‍ﺴ‍‍ﻠ‍‍ﻂ‍ ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﻌ‍‍ﺪ‍ﻭ ‍ﻭ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﻘ‍‍ﻬ‍‍ﺮ ‍ﻭ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﺎ‍ﺿ‍‍ﻄ‍‍ﻬ‍‍ﺎ‍ﺩ  ‍ﻭ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﻜ‍‍ﻮ‍ﺍ‍ﺭ‍ﺙ‍, ‍ﻓ‍‍ﻴ‍‍ﻜ‍‍ﺘ‍‍ﻔ‍‍ﻲ‍ ‍ﺑ‍‍ﺴ‍‍ﻠ‍‍ﺎ‍ﻣ‍‍ﺔ ‍ﻧ‍‍ﻔ‍‍ﺴ‍‍ﻪ‍, ‍ﻭ‍ﻫ‍‍ﺬ‍ﺍ ‍ﻧ‍‍ﺘ‍‍ﻴ‍‍ﺠ‍‍ﺔ ‍ﺿ‍‍ﻌ‍‍ﻒ‍ ‍ﺍ‍ﻟ‍‍ﺈ‍ﻳ‍‍ﻢ‍‍ﺍ‍ﻥ‍

💎 Tidak peduli dengan kondisi kaum muslimin, tidak bersimpati dengan doa, sedekah maupun bantuan lain. Mati rasa terhadap penderitaan saudara-saudaranya di belahan bumi lain yang terbelenggu musuh, tertindas, teraniaya dan terkena bencana. Cukup baginya keselamatan dirinya sendiri. Ini adalah dampak lemahnya iman.

📗Dzaahiratun Dhaiful Iman
~~~~~~~~~~
📲 LAPORAN Qurban bersama Pesantren Tahfizh At-Taqwa

💻 http://www.el-taqwa.com/2017/09/laporan-idul-adha-1438-h-pesantren.html?m=1

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



☝Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَة

🍃 “Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah (9 Dzulhijjah),” [HR Tirmidzi: 3585. Al-Albani: Hasan]

📝 Muhammad Al-Munajjid Hafizahullah menjelaskan:

وقد اختلف العلماء هل هذا الفضل للدعاء يوم عرفة خاص بمن كان في عرفة أم يشمل باقي البقاع ، والأرجح أنه عام ، وأن الفضل لليوم ، ولا شك أن من كان على عرفة فقد جمع بين فضل المكان وفضل الزمان .

💎 Para ulama berbeda pendapat tentang keutamaan berdoa pada hari Arafah, apakah khusus hanya berlaku bagi orang yang berada di Arafah ataukah berlaku bagi yang berada di tempat lain?

💎Pendapat yang paling kuat adalah bahwa keutamaan ini bersifat umum, sebab kaitannya dengan hari. Memang, tidak diragukan lagi bahwa siapa yang berada di Arafah, berarti padanya terkumpul dua keutamaan; keutamaan tempat dan keutamaan waktu.

📗 Fatwa No: 70282

Jangan lupa doakan saudara kita Muslim Rohingnya di Myanmar
~~~~~~~~~~
📲 Qurban bersama Pesantren Tahfizh At-Taqwa

📣 Alhamdulillah kuota 1 sapi telah terpenuhi 7 orang. Yg mau berkurban kambing, sila menghubungi: +62823 2447 4422 (Ust Syafiq)

▶https://t.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
~~~~~~~~~~



💎 Sesungguhnya Allah akan menunda siksaan bagi orang zalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Allah tidak akan pernah melepaskannya, [HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah]

🔎 (Lihat QS Hud: 102)

إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْه
*~~~~~~~~~~*
📲 #TadaburQuran Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo
▶https://telegram.me/pptqattaqwa
▶http://www.el-taqwa.com
*~~~~~~~~~~*



☝Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ

"Perumpamaan orang yang membaca Quran dan dia menghafalnya, maka dia akan bersama Malaikat yang mulia," [HR Bukhari]
~~~~~~~~~~
💧 Info Pendaftaran Santri Baru PPTQ At-Taqwa Sukoharjo. Klik https://goo.gl/nCiF8p
~~~~~~~~~~
📲 Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo:
▶Website: www.el-taqwa.com
▶Telegram: @pptqattaqwa
▶Instagram: @pptqattaqwa
▶Twitter: @pptqattaqwa
▶Facebook: /pptqattaqwa
~~~~~~~~~~


Oleh Syekh Abdullah bin Shalih Al-Basam
Dari sahabat Umar bin Khattab Radhiyallahuanhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda:

 إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Sesungguhnya amalan itu bergantung pada niat – dalam riwayat lain bergantung niat-niatnya, dan seseorang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang biat hijrahnya karena Allah dan rasulNya, maka hijrahnya (diterima) Allah dan RasulNya, dan barang siapa yang niat hijrahnya karena dunia yang ingin diraihnya atau seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah sesuai yang diniatkannya,” (HR Bukhar: 6689 dan Muslim: 1907).

Faidah:
1.      Parameter amalan adalah niat. Dilakukan dalam hati, adapun mengucapkannya adalah bid’ah.
2.      Ibnul Qayyim menuturkan, “Niat adalah tujuan dan keinginan kuat untuk melaksanakan suatu hal, tempatnya di dalam hati.”
3.      Niat adalah syarat pokok dalam beramal.
4.      Berhijrah dari negeri musrik menuju negeri Islam adalah ibadah yang paling mulia jika diniatkan karena Allah.
5.      Wajib berhati-hati dari riya’, sum’ah dan beramal karena dunia.


Allah berfirman:

وَمَن يَقۡتُلۡ مُؤۡمِنٗا مُّتَعَمِّدٗا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدٗا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهُۥ وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمٗا ٩٣

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya,” (QS An-Nisa [4]: 93).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah bersabda:

أول ما يقضى بين الناس يوم القيامة في الدماء

Yang pertama kali diputuskan di antara manusia pada hari kiamat adalah urusan pertumpahan darah,” (Muttafaq Alaih).

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah bersabda:

لزوال الدنيا أهون عند الله من قتل رجل مسلم

Sungguh, hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim,” (HR An-Nasai dan Tirmizi).

Faedah:
1. Larangan keras membunuh orang Islam dan kehormatan seorang muslim di sisi Allah sangat mulia

2. Yang pertama kali diputuskan di antara manusia pada hari kiamat adalah urusan pertumpahan darah, karena besarnya dosa yang berkaitan dengannya

3. Balasan orang yang membunuh di dunia adalah hukuman mati, dan di akhirat dia kekal di neraka.

Sumber: Hukum dan Adab Islam, terbitan The Cooperative Office for Call & Guidance at Al-Olaya, Sulaimaniah & North Riyadh.

Oleh Imam Ibnu Katsir
Imam Ahmad meriwayatkan dari Al-Bara, bahwa ada seorang laki-laki membaca Al-Kahfi di dalam rumah yang terdapat binatang. Lantaran bacaannya itu, binatang tersebut pun bepergian. Lantas, ia memandang ke atas dan tiba-tiba datang gumpalan awan atau mendung yang kemudian meliputi dirinya. Lalu ia memberitahukan kejadian tersebut kepada Nabi صلى الله عليه وسلم beliau bersabda:

اقْرَأْ فُلَانُ فَإِنَّهَا السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ عِنْدَ الْقُرْآنِ أَوْ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ

"Bacalah Si Fulan (Al-Kahfi) sebab yang kamu alami adalah As sakinah (ketenangan) yang turun saat Al Qur`an dibaca atau atau As Sakinah itu memang turun untuk Al Qur`an," [HR Ahmad].

Hadis ini juga disebutkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam Sahih-nya.

Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Abu Darda, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ

"Barangsiapa hafal sepuluh ayat dari awal surat al kahfi, maka ia akan aman dari bahaya Dajjal," [HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, An-Nasai, dan Abu Dawud].

Dalam lafaz At-Tirmizi berbunyi, "Barangsiapa yang menghafal tiga ayat pertama dari Al-Kahfi maka ia terlindungi dari Dajjal," dan beliau menilainya sebagai Hadis Hasan Sahih.

Dalam Al-Mustadrak, Imam Al-Hakim mengeluarkan hadis dari Abu Said bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

"Barang siapa yang membaca Al-Kahfi di Hari Jumat, maka ia mendapatkan pancaran cahaya di antara dua Jumat yang dilaluinya," [HR Al-Hakim: 2/368].

Imam Al-Hakim mengatakan hadis ini sanadnya sahih, tetapi Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakat Al-Baihaqi di dalam Sunan-nya dari Al-Hakim. Kemudian Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanadnya sendiri bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

"Barang siapa yang membaca Surat Al-Kahfi sebagaimana ia diturunkan, maka bacaannya itu akan menjadi cahaya baginya di Hari Kiamat," [HR Al-Baihaqi: 3/249].

Wallahu'alam bish shawwab.

Sumber:
Katsir, Ibnu. Sahih Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir. Hal: 481-483.
===============
Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Sukoharjo
▶ www.el-taqwa.com
▶️ Telegram.me/pptqattaqwa
▶ WA: +6285647172180
▶ BBM: 5D10644F
▶ FB: fb.me/pptqattaqwa
===============


Dari Jabir Radhiyallahuanhu, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

أَيُّكُمْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ ثُمَّ لْيَرْقُدْ وَمَنْ وَثِقَ بِقِيَامٍ مِنَ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ فَإِنَّ قِرَاءَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَحْضُورَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

"Siapa saja di antara kalian yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia salat witir sebelum tidur.

"Dan siapa saja yang yakin bisa terbangun di akhir malam, hendaklah ia salat witir di akhir malam, karena bacaan di akhir malam disaksikan (oleh para Malaikat) dan hal itu adalah lebih utama."

Sumber: Sahih Muslim No. 755

Abu Hurairah Radhiyallahuanhu berkata:

أَوْصَانِي خَلِيلِي صلى الله عليه وسلم بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

"Sahabat akrabku shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku untuk melakukan tiga hal; 1. Puasa tiga hari tiap bulan, 2. Dua rekaat dhuha, dan 3. Salat witir sebelum tidur."

Sumber: Sahih Muslim No. 721

Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Sukoharjo
===============
Pendaftaran PPTQ At-Taqwa Sukoharjo Gelombang Pertama:

6-18 Februari 2016 (08.00-16.00 WIB)

http://goo.gl/z1aqN4
===============
Sebar & ajak yg lainnya:
Telegram.me/pptqattaqwa
===============


Oleh Uwais Abdullah*
Berawal dari hadis iftiraqul ummah (perpecahan umat), muncullah banyak persepsi dalam menyikapi berbagai kelompok yang ada di tengah-tengah kaum muslimin. Di antara mereka ada yang terkesan memaksakan kelompok tertentu sebagai satu-satunya komunitas yang mendapat jaminan selamat di antara sekian kelompok yang ada. Kemudian, mereka berusaha untuk menyematkan ancaman celaka dan neraka kepada komunitas yang lainnya. Di sisi lain ada juga yang terlalu longgar dalam memaknai hadis tersebut, sehingga menafikan adanya aliran sesat selagi masih menisbatkan dirinya kepada islam meskipun hanya namanya saja.

Untuk mendudukkan hadis tersebut ke dalam realita kehidupan dengan aneka ragam kolompok yang ada, hendaknya kita menilai tidak hanya dari sudut pandang teks yang tertera di dalam hadis dan memaknainya sesuai dengan kehendak kita. Jika demikian adanya, yang dihasilkan hanyalah justifikasi terhap persepsi yang kita simpulkan, kemudian mencari dalil sebagai penguat. Hendaknya kita meneliti secara jeli hadis tersebut serta mengidintifikasi pernyataan para ulama yang menjelaskan tentang maksud dari hadis tersebut.

Hadis yang menyebutkan tentang iftiraqul ummah menjadi 73 golongan adalah sebagai berikut:

أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَة

"Ketahuilah! Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlu kitab berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan; tujuh puluh dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga, yaitu Al Jama'ah," [HR Abu Dawud: 4597. Al-Albani: Hasan].

Hadis ini atau yang semakna dengannya juga terdapat di beberapa kitab hadis; di antaranya di dalam Sunan Ibnu Majah, Sunan abi Dawud, Musnad Ahmad, Sunan ad-Darimiy, As-Syariah milik Al-Ajuriy.

Hadis ini merupakan pengabaran dari Rasulullah tentang perpecahan yang akan terjadi di tubuh kaum muslimin. Penggunaan kata "ummah" memancing perbincangan para ulama tentang maknanya. Apakah yang dimaksud adalah ummatud da'wah (termasuk di dalamnya Yahudi dan Nasrani atau yang lainnya) yang menjadi obyek dakwah Rasulullah , atau yang dimaksud adalah ummatul ijabah (umat Islam secara khusus).

Imam As-Sindiy berkata,

"Yang dimaksud adalah ummatul ijabah, yaitu ahlul qiblah. Karena istilah “umat” dinisbatkan kepada beliau (Rasulullah ) yang secara langsung dapat dipahami sebagai ummatul ijabah.

Sedangkan ulama lainnya, Dr. Al-Buthiy, bependapat bahwa yang dimaksud dengan “umat” adalah ummatud da'wah. Ini didasarkan pada argumentasi bahwa Rasulullah menggunakan kata “umat” secara umum. Kalau saja yang dimaksud dengan “umat” adalah ummatul ijabah, tentu beliau akan menggunakan isitlah "sataftariqul muslimin." Ini maknanya, yang dimaksud dengan “umat” adalah ummatu da'wah. Kesimpulannya bahwa ummat yang di menjadi obyek dakwah Rasulullah akan terpecah menjadi 73 agama. Dan jaminan bahwa yang selamat adalah hanya satu agama maknanya adalah agam Islam, dengan sekian sekte-sektenya.

Pendapat yang rajih adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh As-Sindiy dengan beberapa alasan:

Pertama,
Bahwa di hadis yang lain Rasulullah menejelaskan bahwa Yahudi dan Masrani terpecah menjadi 71 golongan dan kemudian Rasulullah menjelaskan di waktu yang bersamaan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan. Ini maknanya, yang dimaksud dengan “umat” di hadis tersebut adalah ummatul ijabah yaitu umat Islam.

Kedua,
Bahwa hadis tersebut adalah sebagi bentuk pengabaran terhadap kejadian yang akan datang. Sedangkan perpecahan yang terjadi pada ummatud dakwah seperti Yahudi dan Nasrani sudah terjadi di masa Rasulullah . Dengan demikian, yang lebih tepat untuk memaknai “umat” di dalam hadis tersebut adalah ummatul ijabah.

Adapun yang dimaksud dengan perpecahan di dalam hadis tersebut adalah perpecahan di dalam permasalahn yang bersifat ushul dan i'tiqad, bukan dalam hal furu' (cabang) dan amaliah.

As-sindiy berkata,

"Yang dimaksud adalah perpecahan di dalam perkara ushul dan i'tiqad bukan dalam hal furu' dan amaliah. Karena dalam perkara furu', Islam memberikan kelonggaran yang lebih luas dan hal ini termasuk ke dalam ranah ijtihad para ulama. Sangat banyak kita dapatkan perbedaan dalam hal furu' dan amaliah di kalangan para ulama sedari zaman Rasulullah sampai sekarang.

Di dalam Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abi Dawud disebutkan bahwa tidaklah termasuk ke dalam firaq madzmumah itu mereka yang berselisih dalam perkara cabang seperti fikih dalam pembahasan halal dan haram, namum yang dimaksud adalah mereka yang menyelisihi ahlulul haq dalam perkara ushul tauhid.

Adapun makna 72 golongan di neraka bukanlah sebuah kepastian bahwa setiap personal dari mereka akan masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya, karena dari 72 golongan tersebut tidak semuanya keluar dari lingkaran Islam.

Al khattabiy berkata,

"Ungkapan (akan terpecah umatku menjadi 73 golongan) di dalamnya terdapat penjelasan bahwa kelompok-kelompok ini tidaklah keluar dari lingkup Diin, kerena Nabi menyebutnya sebagai umat beliau. Meski demikian, ada di antara kaum muslimin yang munafik yang menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran. Atau di antara mereka yang menisbatkan diri kepada Islam, tetapi praktik amal mereka ternyata keluar dari lingkaran Islam.

Jadi, setiap personal dari 72 golongan tersebut tidak berarti masuk ke dalam neraka semuanya. Tetapi ungkapan tersebut adalah ancaman akan akidah-akidah mereka yang menyimpang, yang menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Di antara mereka ada yang kekal di dalam neraka dan ada juga yang tidak kekal sesuai dengan tingkat kebidahan yang mereka lakukan, dan ada juga yang diampuni kesalahannya oleh Allah .

Ini sebagaimana pernyataan Ibnu Taimiyah, "Sebagaimana kalau kita mengatakan apa yang difirmankan oleh Allah (Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan kezaliman, maka sesungguhnya mereka akan memakan api di dalam perut mereka, [QS. An-Nisa: 10]), maka tidak selayaknya bagi seseorang untuk mengatakan terhadap orang lain secara takyin (personal) bahwa orang tersebut berada di dalam neraka. Hal ini karena bisa jadi ia diampuni oleh Allah dengan kebaikan-kebaikannya yang mengahapuskan kesalahannya. Atau dengan musibah yang mengikisnya, atau Allah sendiri yang mengampuninya atau kemungkinan yang lain.

Lantas pernyataan "wahidah fil jannah," apakah setiap personal dari firkah najiah tidak akan masuk neraka?

Syaikh Utsaimin Rahimahullah menjawab bahwa di antara mereka bisa jadi ada yang masuk neraka, tetapi tidaklah kekal di dalamnya. Beliau juga memberikan gambaran tentang hal ini bahwa manusia terbagi menjadi empat kelompok:
1. Mubtadi Murni, yang tidak mengerjakan sunah sama sekali. Mereka ini kekal di neraka tanpa dipungkiri lagi.

2. Mubtadi yang bercampur (dengan sunah). Mereka berhak masuk ke dalam neraka dan tidak kekal di dalamnya.

3. Suni yang murni. Ia tidak berhak masuk ke dalam neraka, kalau pun ia masuk ke dalam neraka karena maksiat yang ia perbuat, maka mereka tidaklah kekal di dalamnya.

4. Suni yang bercampur (dengan bidah). Mereka seperti firman Allah , "Dan (ada pula) orang-orang yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk," (QS. At-Taubah: 102). Mereka ini berhak masuk ke dalam neraka, tetapi tidak kekal di dalamnya.

Adapun kelompok yang selamat adalah "jama'ah,” atau dalam redaksi hadis riwayat Imam Tirmizi Rahimahullah disebutkan:


لَيَأْتِيَنَّ عَلَى أُمَّتِي مَا أَتَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ حَذْوَ النَّعْلِ بِالنَّعْلِ حَتَّى إِنْ كَانَ مِنْهُمْ مَنْ أَتَى أُمَّهُ عَلاَنِيَةً لَكَانَ فِي أُمَّتِي مَنْ يَصْنَعُ ذَلِكَ وَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي 


"Pasti akan datang kepada ummatku, sesuatu yang telah datang pada bani Israil seperti sejajarnya sandal dengan sandal, sehingga apabila di antara mereka (bani Israil) ada orang yang menggauli ibu kandungnya sendiri secara terang terangan maka pasti di antara ummatku ada yang melakukan demikian, sesungguhnya bani Israil terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan," Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Mereka adalah golongan yang mana aku dan para sahabatku berpegang teguh padanya," [HR Tirmizi: 2641. At-Tirmizi: Hasan Gharib. Al-Albani: Hasan].

As-Sindiy berkata,

"Ungkapan (al-jama'ah) adalah mereka yang sesuai dengan jamaah para sahabat, serta mengambil akidah mereka dan berpegang teguh dengan pola pikir mereka."

Di dalam Aunul Ma’bud disebutkan,

(Al-jama'ah) adalah Ahlul Quran dan Ahlul Hadis dan Ahlul Fikih dan Ahlul Ilmi, yang sejalan dalam mengikuti jejak Nabi di semua kondisi. Mereka tidak merusaknya dan tidak merubahnya, dan tidak pula menggantinya dengan pemikiran-pemikiran yang rusak.”

Aplikasi Hadis Iftiraqul Ummah
Banyak persepsi yang muncul dalam penerapan hadis iftiraqul ummah ini. Di antara mereka ada yang mencoba untuk menyematkan label 72 golongan tersebut kepada kelompok-kelopok tertentu. Di sisi lain, mereka berusaha menggiring opini masyarakat bahwa satu-satunya kelompok yang selamat adalah kelompok miliknya sendiri. Padahal, hadis tersebut sama sekali tidak mendukung pernyataan mereka. Rasulullah tidak mengkhususkan kelompok yang selamat tersebut untuk golongan tertentu dan menafikan kelompok yang lainnya.

Untuk mengukur suatu kelompok atau personal apakah ia termasuk ke dalam golongan yang selamat atau kelompok yang celaka hendaknya menggunakan timbangan Quran dan Sunah. Sedangkan Quran dan Sunah menyebutkan Al-Jamaah atau Ma Ana Alaihi wa Ashabiy sama sekali tidak mengkhususkan pada nama dari kelompok-kelompok tertentu. Maknanya, siapa saja dari kaum muslimin yang terpenuhi padanya sifat kelompok tersebut, maka ia berhak untuk mendapatkan jaminannya, bukan lantas memaksakan berbagai dalil untuk mengkhususkan jaminan tersebut kepada komunitas tertentu dan menafikan komunitas yang lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata tentang golongan yang selamat tersebut,

"Mereka adalah yang berpegang teguh kepada Islam secara murni dan bersih dari penyimpangan. Mereka adalah Ahlus Sunah yang tercakup di dalamnya As-Shiddiqun, Asy-syuhada, Ash-Shalihun. Dan termasuk pula di dalamnya adalah pembawa panji petunjuk, pelita di tengah kegelapan, dan orang-orang yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan keutamaannya, dan juga para imam yang kaum muslimin bersepakat atas petunjuk dan keilmuan mereka. Mereka adalah At-Thaifah Al-Manshurah, yang disebutkan di dalam hadis,

لَا يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ مَا يَضُرُّهُمْ مَنْ كَذَّبَهُمْ وَلَا مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ

Akan senantiasa ada dari umatku sebuah umat yang menegakkan perintah Allah, tidak membahayakan mereka orang yang mendustakan mereka, tidak pula yang menyelisihi mereka hingga keputusan Allah datang kepada mereka sedang mereka masih dalam keadaan seperti itu,” [HR Bukhari].

Dengan demikian, kelompok yang selamat atau Al-Firqatun Najiyah adalah kelompok yang tersebar di kalangan seluruh kaum muslimin yang meniti jejak Rasul dan para sahabatnya. Sehingga, nampaklah kebatilan orang-orang yang menganggap bahwa hanya orang-orang yang bergabung bersama kelompoknya saja yang berhak mendapat julukan Al-Firqatun Najiah dan yang selainnya adalah kelompok yang celaka.

Fudhail bin Iyadh berkata, "Seorang bertanya kepada Imam Malik, Wahai Abu Abdullah, siapakah Ahlu Sunah itu?

Imam Malik menjawab, “Orang yang tidak memiliki laqob (julukan) yang diketahui. Tidak pula jahmiy (pengikut paham Jahmiah), tidak rafidi (penganut Syiah Rafidah), tidak qadariy (penganut paham Qadariah)."

Imam Nawawi ketika menerangkan hadis Rasulullah , “Akan senantisa ada segolongan dari umatku yang mereka berada diatas kebenaran,” beliau mengatakan,

Hadis ini mengandung pengertian bahwa kelompok tersebut terpencar di semua komunitas kaum muslimin. Di antara mereka ada para pemberani yang senantiasa berperang, dan di antara mereka ada ahli fikih, ada pula ahli hadis, ahli zuhud, dan penyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Dan termasuk pula di dalamnya orang-orang selain mereka dan para ahli kebaikan.”

Abdul Akhir Hammad Al-Ghunaimiy, pen-tahzib Syarah Aqidah Thahawiyah, ketika menyebutkan hadis Rasulullah yang berbunyi, “Diin ini akan senantiasa tegak dan berperang di atasnya segolongan dari kaum muslimin samapi datangnya hari kiamat,berkata:

“Hal ini--wallahu a'lam--memberi penngertian bahwa para mujahidin di jalan Allah adalah orang yang paling utama untuk masuk ke dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata tentang pasukan Tar-Tar dan kewajiban memeranginya,

‘Adapun sekelompok kaum muslimin yang berada di syam, dan mesir dan yang selainnya, maka mereka pada saat ini merupakan orang yang paling berhak untuk masuk dalam kategori At-Thaifah Al-Manshurah, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah :

“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang senantiasa berada diatas kebenaran dan tidak akan mampu memberikan kecalakaan kepada mereka orang yang menghinakan mereka atau orang yang menyelisihi mereka sampai datangnya hari kiamat,” (Majmu Fatawa: 28/ 531).

*Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo

Referensi:
Abu Dawud, Sulaiman bin Al-Asy As-Sajastani. 1419/1998. Sunan Abi Dawud. -------: Darul Ibnu Hazm.

Ad-Darimi, Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Al-Fadhl. 1421/2000. Sunan Ad-Darimi. -------: Darul Mughni.

Ahmad bin Hambal, Abu Abdillah. 1419/1998. Musnad Ahmad. ------: Baitul Afkar Ad-Dawliah.

Al-Abadiy, Muhammad Syamsul Adzim. 1399/1979. Aunul Ma’bud. -------: Daarul Fikr

Al-Ajury, Abu Bakar bin Muhamamd bin Al-Husain. 1416/1996. Asy-Syariah. -------: Muassah Qurtubah.

Al-Ashimiy, Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim. 1418/1997. Majmu Fataawa.

Al-Ghunaimi, Abdul Akhir. 1416/1995. Al-Minhah Al-Ilahiah fi Tahdzibi Syarah Aqidah At-Thahawiah. --------: Daarus Sahabah.

Al-Khattabiy. 1351/1932. Maalimus Sunan. -------: Muhammad Raghib At-Tabbakh

An-Nawawi, Yahya bin Syaraf. 1421/2000. Syarah Sahih Muslim. --------: Daarul Kutub Al-Ilmiah

As-Sindy, Abul Hasan Al-Hanafi. 1416/1996. Syarah Sunan Ibnu Majah. --------: Darul Marifah

Fudhail bin Iyadh. Madarikut Tadrib Wataqribul Masalik. Maktabah Syamilah

http://muntada.islammessage.com

http://www.nokhbah.net


Ibnu Majah, Abu Abdillah Muhammad bin Yazid Ar-Rabii. 1420/1999. Sunan Ibnu Majah. -----: Darus Salamah.

~Diangkatnya Ilmu dan Menyebarnya Kebodohan~

عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ سَمِعْتَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya; aku mendengar 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash berkata; "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

'Allah Azza wa Jalla menghapuskan ilmu agama tidak dengan cara mencabutnya secara langsung dari hati umat manusia. Tetapi Allah akan menghapuskan ilmu agama dengan mewafatkan para ulama, hingga tidak ada seorang ulama pun yang akan tersisa. Kemudian mereka akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila mereka, para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa, maka mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan menyesatkan.' (HR. Muslim)

===============
Investasi akhirat: http://goo.gl/em7HV8
Info pendaftaran: http://goo.gl/z1aqN4
===============
Untuk berlangganan tausiyah:
Telegram.me/pptqattaqwa
Facebook.com/pptqattaqwa
WA: +6285647172180
www.el-taqwa.com
===============

~Mewaspadai Kebiasaan Yahudi dan Nasrani~

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti kalian akan mengikuti mereka."

Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?"

Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Muslim)

===============
Investasi akhirat: http://goo.gl/em7HV8
Info pendaftaran: http://goo.gl/z1aqN4
===============
Untuk berlangganan tausiyah:
Telegram.me/pptqattaqwa
Facebook.com/pptqattaqwa
WA: +6285647172180
www.el-taqwa.com
===============


Imam Ahmad bin Hambal Rahimahillah di dalam Musnad-nya mencatat sebuah hadis dari Uqbah bin Amir Radhiyallahuanhu yang mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:


إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنْ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ


"Jika kalian melihat Allah memberikan nikmat dunia kepada seorang hamba yang gemar berlaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai, maka sesungguhnya itu adalah istidraj."

Kemudian, Rasulullah صلى الله عليه وسلم membacakan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:


{فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ} [الأنعام : 44]


"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong. Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa," [QS Al-An'am: 44].
=========
Info Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter-Sukoharjo, klik > http://goo.gl/z1aqN4
=========
Tausiyah dari PPTQ At-Taqwa Nguter-Sukoharjo:
Telegram.me/pptqattaqwa
Facebook.com/pptqattaqwa
www.el-taqwa.com
=========



Dari sahabat mulia Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, ia mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:


حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ || إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ


"Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara:

(1) Bila engkau bertemu dengannya, ucapkankanlah salam kepadanya

(2) Bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya

(3) Bila dia minta nasihat, berilah dia nasihat

(4) Bila dia bersin lalu dia membaca tahmid, doakanlah semoga dia beroleh rahmat

(5) Bila dia sakit, kunjungilah dia

(6) Dan bila dia meninggalkan, ikutlah mengantar jenazahnya ke kubur," [HR Muslim].
=========
Info Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter-Sukoharjo, klik > http://goo.gl/z1aqN4
=========
Tausiyah dari PPTQ At-Taqwa Nguter-Sukoharjo:
Telegram.me/pptqattaqwa
Facebook.com/pptqattaqwa
www.el-taqwa.com
WA:+6285647172180
=========



Dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan.

Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah.

Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah; 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya.

Sungguh, ungkapan kata 'lau' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syetan," (HR. Muslim)

@Islamqa.info
=========
Info Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter-Sukoharjo, klik > http://goo.gl/z1aqN4
=========
Tausiyah dari PPTQ At-Taqwa Nguter-Sukoharjo:
Telegram.me/pptqattaqwa
Facebook.com/pptqattaqwa
www.el-taqwa.com
=========
Diberdayakan oleh Blogger.