Halloween party ideas 2015



Oleh Ust Uwais Abdullah, Lc (Kiai Ponpes Tahfizh Al-Quran At-Taqwa Sukoharjo)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوٰتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولٰٓئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوٰى ۚ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar," [QS. Al-Hujurat: 3].

~~~~~~~~~~~~

Kata يَغُضُّونَ memiliki akar kata yang sama dengan yang dipakai pada kalimat yang terkenal, ghudul bashar yang artinya menundukkan.

أُولٰٓئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوٰى...

mereka itulah orang-orang yang hati mereka telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa

Yang dimaksud dengan orang-orang di ayat ini telah disebutkan di tafsir ayat-ayat sebelumnya, yaitu Abu Bakar dan Umar.

Untuk mencapai derajat takwa itu butuh ujian. Orang yang longgar lalu dia taat, itu biasa, sedang orang yang sempit lalu dia taat, maka itu luar biasa.

Disebutkan di dalam Al-Quran bahwa Allah berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?" [QS. Al-'Ankabut: 2].

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِينَ

"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta," [QS. Al-'Ankabut: 3].

Ujian sendiri bentuknya bermacam-macam, ada yang berupa kesenangan ada yang berupa kesusahan, dan banyak manusia yang bisa bersabar ketika mendapat ujian kesusahan, lalu gagal bersabar ketika mendapat ujian berupa kesenangan.

Ada kalanya ujian itu berbentuk perintah dan larangan, karena perintah dan larangan itu bertentangan dengan hawa nafsu.

Allah berfirman di dalam Surat Al-Baqarah:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسٰىٓ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسٰىٓ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," [QS. Al-Baqarah: 216]

Juga di dalam firmanNya:

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّىَ الْفَوٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْىَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِۦ سُلْطٰنًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Katakanlah (Muhammad), "Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui," [QS. Al-A'raf: 33]

Ada kalanya ujian itu berupa musibah.

Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata:

“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?”

Beliau menjawab:

“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa," [HR Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimi]

Dari Khabbab bin Al Arat berkata; "Kami mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang berbantalkan kain selimut beliau di bawah naungan Ka'bah; "Tidakkah baginda memohon pertolongan buat kami?. Tidakkah baginda berdo'a memohon kepada Allah untuk kami?".

Beliau bersabda: "Ada seorang laki-laki dari ummat sebelum kalian, lantas digalikan lubang untuknya dan ia diletakkan di dalamnya, lalu diambil gergaji, kemudian diletakkan gergaji itu di kepalanya lalu dia dibelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Tulang dan urat di bawah dagingnya disisir dengan sisir besi namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, sungguh urusan (Islam) ini akan sempurna hingga ada seorang yang mengendarai kuda berjalan dari Shana'a menuju Hadlramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah atau (tidak ada) kekhawatiran kepada serigala atas kambingnya. Akan tetapi kalian sangat tergesa-gesa," [HR Bukhari].

~~~~~~~~~~~~
لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar,

Setiap manusia tidak ada yang luput dari kesalahan. Rasulullah saja yang mendapat jaminan ampunan dosa, beliau masih meminta ampun kepada Allah.

Ada kisah bahwa seseorang menulis surat kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab yang berbunyi:

"Mana yang lebih afdhal, orang yang tidak punya hasrat untuk maksiat, dan dia tidak meminta Allah, ataukah orang yang punya kecenderungan terhadap maksiat tetapi dia menjaga dirinya agar tidak terjerumus kepada maksiat?"

Maka Umar bin Khattab menjawab:

"Orang yang punya kecenderungan terhadap maksiat tetapi dia menjaga dirinya agar tidak terjerumus kepada maksiat,"

Lalu beliau membaca firman Allah di atas:

أُولٰٓئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوٰى ۚ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

mereka itulah orang-orang yang telah diuji hatinya oleh Allah untuk bertakwa. Mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar

~~~~~~~~~~~~

وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

pahala yang besar di sini maksudnya kenikmatan surga.
~~~~~~~~~~~~



إِنَّ الَّذِينَ يُنَادُونَكَ مِنْ وَرَآءِ الْحُجُرٰتِ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang memanggil engkau (Muhammad) dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti," [QS. Al-Hujurat: 4]

Dari Zaid ibnu Arqam Radhiyallahuanhu yang mengatakan bahwa beberapa golongan dari orang Badui berkumpul, dan mereka mengatakan,

"Marilah kita berangkat menemui lelaki ini. Jika dia memang seorang nabi, maka kita adalah orang yang paling berbahagia karena ada dia; dan jika dia seorang malaikat, berarti kita dapat hidup dengan sayapnya."

Zaid ibnu Arqam melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh orang-orang Badui itu.

Selanjutnya orang-orang Badui itu datang ke rumah Nabi صلى الله عليه وسلم dan mereka memanggil Nabi yang berada di dalam kamarnya,

"Hai Muhammad, hai Muhammad!"

Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan firman-Nya:

Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu) kebanyakan mereka tidak mengerti. (Al-Hujurat: 4)

Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم memegang daun telingaku dan menjewernya seraya bersabda:  Sesungguhnya Allah telah membenarkan ucapanmu, hai Zaid. Sesungguhnya Allah Swt. telah membenarkan ucapanmu, hai Zaid.

Satu dari sekian pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah hendaknya kita tidak perlu menggubris celaan manusia. Seperti disebutkan di dalam hadis:

"Jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya dihadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya takdir telah ditetapkan)," [HR Tirmizi & Ahmad]

~~~~~~~~~~
لَا يَعْقِلُونَ

Tidak berakal di sini maksudnya jahil dalam ilmu agama.

Orang-orang badui itu berteriak dari luar kamar nabi, tetapi Rasulullah tetap berbuat baik kepada mereka dengan tetap menemui mereka. Itu karena Rasulullah paham bahwa seperti itulah karakter orang-orang badui yang kasar dan keras.

Itulah kenapa pernah terjadi suatu peristiwa di mana seorang badui masuk ke masjid nabawi lalu kencing di salah satu sudut masjid nabawi.

Ketika para sahabat hendak memukuli orang badui tersebut, Rasulullah melarangnya karena ada hikmah di balik larangan beliau itu.

~~~~~~~~~~



وَلَوْ أَنَّهُمْ صَبَرُوا حَتّٰى تَخْرُجَ إِلَيْهِمْ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Dan sekiranya mereka bersabar sampai engkau keluar menemui mereka, tentu akan lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang," [QS. Al-Hujurat: 5]

Satu dari sekian pelajaran yang bisa dipetik dari ayat ini adalah sifat sabar dan tidak tergesa-gesa. Tergesa-gesa adalah penyakit, seperti yang dikatakan oleh seorang murid Imam Malik:

Buah dari ketergesa-gesaan adalah penyesalan. Buah dari ujub adalah dibenci orang. Buah dari keras kepala adalah bingung. Buah dari ketamakan adalah kemiskinan.

Dari sinilah muncul kaidah fikih:

Barang siapa terburu-buru mendapatkan sesuatu, dia diharamkan untuk mendapatkan hal tersebut.

~~~~~~~~~
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang

Di dalam hadis qudsi disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih].

Disampaikan pada:

- Kajian Rutin Selasa Malam Rabu Ke-3
- Masjid Besar Nguter, Jl. Solo-Wonogiri
- Bakda Isya
Diberdayakan oleh Blogger.