Halloween party ideas 2015


Allah ta'ala berfirman:
"Wahai orang - orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.... " (QS. At-Tahrim: 6)

Kedua orang tua, pendidik, serta masyarakat bertanggungjawab di hadapan Allah akan pendidikan generasi muda. Jika mereka mendidik dengan pendidikan yang baik, maka mereka akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Namun, bila mereka mengabaikan pendidikannya, maka mereka akan merasakan kesengsaraan dan beban dosanya berada di pundak mereka (orang tua, pendidik, dan masyarakat).

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah bersabda,

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang telah dipimpinnya," (Muttafaqun 'alaihi).

Adalah kabar gembira bagi pendidik dengan sabda Rassulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

"Maka demi Allah, petunjuk yang Allah berikan kepada seseorang melalui kamu lebih baik bagimu daripada unta merah (kendaraan yang mewah)," (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dan merupakan kabar gembira bagi kedua orang tua dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya," (HR. Muslim).

Akan tetapi, hendaknya seorang murabbi (pendidik) memperbaiki dirinya terlebih dahulu. Sebab, kebaikan di mata anak-anak adalah apa saja yang dikerjakan oleh pendidik, dan keburukan di mata anak-anak adalah yang ditinggalkan oleh mereka para pendidik. Sesungguhnya, tingkah laku yang baik dari seorang guru dan kedua orang tua di depan anak-anak adalah pendidikan yang paling utama bagi mereka.

Berikut adalah beberapa kewajiban orang tua, pendidik atau pun guru:

1. Melatih anak-anak untuk mengucapkan kalimat syahadat.
لا إله إلا الله محمد رسول الله
dan menjelaskan maknanya ketika mereka sudah besar.
"لا معبود بحق الا الله"
"Tidak ada yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah."

2. Menanamkan rasa kecintaan dan  keimanan kepada Allah dalam hati mereka, karena Allah adalah Pencipta, Pemberi rizki dan Penolong satu-satuya tanpa ada sekutu bagi-Nya.

3. Memberi kabar gembira kepada mereka dengan janji surga, bahwa surga akan diberikan kepada orang-orang yang melakukan shalat, puasa, mentaati kedua orang tua dan beramal dengan apa  yang diridhai oleh Allah, serta memberikan peringatan bagi  mereka dengan neraka, bahwa neraka diperuntukkan bagi orang yang meninggalkan shalat, durhaka kepada kedua orang tua, membenci Allah, melaksanakan hukum selain hukum Allah, serta  memakan harta orang lain dengan menipu, membohongi, riba dan lain sebagainya.

4. Mengajarkan anak-anak untuk meminta dan memohon pertolongan hanya kepada Allah semata, sebagaimana sabda Rasulullah (kepada anak pamannya),

"Jika engkau meminta sesuatu mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan mohonlah kepada Allah," (HR. At-Tirmidzi; hadits hasan shahih). Wallahu'alam bish shawwab

Diterjemahkan oleh Najih Ibrahim* dari kitab berjudul, "Taujihat Islamiyah Li Ishlaahil Fardi wal Mujtama'" karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.

*Staf pengajar Ilmu Fiqih di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an At-Taqwa Nguter, Sukoharjo.
Diberdayakan oleh Blogger.