Halloween party ideas 2015


Oleh Syeikh Salim Sholih Ahmad bin Madhi
Anak-anak pada fase pertama memiliki karakteristik ingatan yang kuat. Sudah semestinya kita arahkan untuk menuntut ilmu dan mengajari mereka perkara-perkara agama. Seperti menghafal al-Quran al-Karim dan sunah nabi yang suci serta menanamkan aqidah yang benar.

Umat ini amat butuh kepada ulama yang kuat dan dai-dai yang berpandangan luas dengan al-Quran dan sunah. Hal ini tidak akan terwujud selain dengan menuntut ilmu sedini mungkin. Jangan katakan hal ini sulit atau mustahil.

Di dalam Al-Adabush Syariah (I/244), Ibnu Muflih berkata:
"Ilmu yang didapat sejak kecil lebih kuat. Sudah seharusnya memperhatikan pelajar muda, terlebih lagi mereka yang memiliki kecerdasan, penalaran dan semangat menuntut ilmu. Janganlah menjadikan usia dini, kefakiran dan kelemahan mereka sebagai penghalang dalam memperhatikan dan fokus pada mereka.”

Di dalam kitab Siar A’lam An-Nubala (III/343) terekam sejarah Ibnu Abbas yang mulai menuntut ilmu sedari dini.

Ibnu Abbas mengisahkan,

Ketika Rasulullah wafat, aku berkata kepada seorang anak lelaki Anshar:

“Ayo kita bertanya (mengumpulkan hadits) kepada para sahabat Nabi yang sekarang jumlah mereka masih banyak.”

Anak laki-laki itu menjawab:

“Engkau ini aneh, wahai Ibnu Abbas, apakah engkau merasa bahwa orang-orang akan membutuhkanmu?! Bukankah para sahabat Nabi masih cukup banyak seperti yang engkau tahu!”

Aku pun meninggalkan anak itu dan mulai menanyai para sahabat. Jika merasa akan mendapatkan hadits dari seseorang, aku akan mendatanginya dan membentangkan selendangku di depan pintu rumahnya, walau angin bertiup dan debu-debu beterbangan mengenaiku.

Ketika orang itu keluar dan melihatku, dia berkata:

“Wahai sepupu Rasulullah, mengapa tidak engkau utus saja seseorang kepadaku dan aku akan mendatangimu?!”

“Aku lebih berhak mendatangimu untuk menanyaimu (menimba ilmu darinya)...” Jawabku.

Di saat yang sama, anak lelaki itu masih tetap pada keadaannya. Ketika dia melihatku dikerumuni banyak orang yang belajar kepadaku, dia berkata:
“Anak muda ini lebih berakal dariku.”

Demikianlah kisah Ibnu Abbas yang keilmuannya diakui di kalangan sahabat. Prestasi sedemikian rupa bukanlah didapat secara instan, tetapi melalui proses yang panjang dimulai sedari dini berkat asuhan orang tua bijak yang mengerti dan memahami arti pendidikan.

Sungguh benar nasihat Ummu Darda,

“Pelajarilah ilmu dari kecil, maka ketika besar engkau akan mengamalkannya. Sesungguhnya apa yang dipetik adalah apa yang dulu ditanam,” (Siar a’lam an-Nubala XII/615).

Sumber:

Madhi, Salim Sholih Ahmad. 2011. 30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama. Riyadh: Islamhouse

🌾🌾🌾🌾🌾
______________
👍Zakat, infak, atau sedekah Anda untuk PPTQ At-Taqwa Sukoharjo bisa melalui transfer ke No. Rek (BRI): 6913-01-018205-53-4 a/n PP Tahfizhul  Qur'an At-Taqwa

📩Berlangganan tausiyah dari PPTQ At-Taqwa Nguter. Ketik "GABUNG" kirim via Whatsapp ke: +6285647172180

🔊Raih pahala dengan berbagi konten bermanfaat
Diberdayakan oleh Blogger.