Halloween party ideas 2015



Oleh Ust Uwais Abdullah, LC
(Relawan dakwah MADINA untuk Bencana Alam di Palu Sulawesi Tengah periode November - Desember 2018)

Ada kalanya, keadaan manusia harus diubah oleh Allah terlebih dahulu agar manusia itu sadar betapa banyak nikmat yang dia dapat.

Ada kalanya orang baru sadar betapa besar nikmat mata setelah matanya menjadi buta.

Ada kalanya orang baru sadar betapa besar nikmat kedua kaki setelah kakinya menjadi buntung.

Pun demikian dengan kota Palu. Siapa yang mengira bahwa kota Palu yang dulu indah kemudian porak-poranda dalam seketika.

Beberapa orang Palu yang dulunya kaya kemudian jadi miskin menjadi pengemis setelah mengalami bencana alam.

Allah ingin mengubah kota Palu, apakah kemudian masyarakatnya berubah menjadi lebih baik atau tidak.

Allah mengubah keadaan makhluk melalui ujian itu ada tiga skenario:

1. Allah ingin tahu apakah manusia itu benar-benar beriman atau tidak

Allah berfirman:

{أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ} [العنكبوت : 2]

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

{وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ} [العنكبوت : 3]

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. [QS Al-Ankabut: 2-3].

Rasulullah bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Perkara orang mu`min mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya, [HR Muslim].

2. Allah ingin mengajarkan bahwa tidak ada yang bisa menjamin kebahagiaan, keselamatan, dan lainnya kecuali Allah.

Buktinya ketika masyarakat diguncang bencana, mereka menyebut takbir, istighfar, dan zikir². Mereka tidak menyebut pohon yg mereka sembah, mereka tidak berteriak meminta pertolongan kepada laut yang mereka beri kurban.

Itulah makna dari doa:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam” (Q.S al-An’ām: 162)


3. Dari ujian itu Allah tahu mana hamba²Nya yang lalai. Semoga dengan ada ujian itu mereka jadi ingat dari kelalaiannya, mau taubat.

Allah berfirman:

{فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [الأنعام : 43]

Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan, [QS Al-An'am: 43].

Di Palu, ada yang bertaubat pasca bencana. Masjid-masjid penuh ketika salat Jumat. Tetapi ada pula yang tiga hari setelah bencana lalu kembali bermaksiat seperti sabung ayam, dll.

Awalnya Palu itu diguncang gempa. Lalu air laut surut dan terjadilah tsunami.

Daerah yang paling parah adalah Pantai Talise. Sepanjang Pantai Talise ini banyak pelacuran.

Daerah yang mengalami likuifasi ada lima daerah, dan yang paling parah adalah Petobo.

Kondisi tanah di Petobo seperti diblender. Terjadi pusaran dan satu per satu manusia masuk ke blender itu.

Menurut kesaksian warga yang selamat, ada 6000 manusia yg terkubur di dalamnya.

Dari sini kita bisa memahami tafsir ayat Al-Quran tentang tenggelamnya Qarun dan harta-hartanya.

{فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنتَصِرِينَ} [القصص : 81]

Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya), [QS Al-Qashash: 81].

Inilah, manusia itu seperti orang yang tidur. Dia lupa dengan kehidupan akhirat. Maka benar firman Allah:

{أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ} [التكاثر : 1]

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

{حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ} [التكاثر : 2]

sampai kamu masuk ke dalam kubur.

Maka kita yang masih diberi banyak kenikmatan ini, hendaknya kita gunakan dalam ketaatan. Jangan sampai sibuk bekerja mencari dunia lalu melalaikan kita dari beribadah kepada Allah.

Karangasem, 29 Desember 2018
Diberdayakan oleh Blogger.