Halloween party ideas 2015



Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih," (QS. Asy-Syu’ara: 88 – 89).

Sebagaimana bahwa bumi yang baik untuk bertani memiliki beberapa sifat, begitu pula hati orang yang beriman yang di dalamnya terdapat beberapa sifat, di antaranya:

1. Menerima kebenaran

Hati yang menumbuhkan pengetahuan tentang kebenaran dan mengikutinya. Allah berfirman:

فَبَشِّرْ عِبَادِ (17) الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat," (QS. Az-Zumar : 17 – 18).

Adapun hati orang-orang kafir yang sakit, maka engkau akan melihatnya, mereka  mengingkari  kebenaran, tetap dalam kebodohannya dan tidak mendapat petunjuk. Allah berfirman:

وَمَا تَأْتِيهِمْ مِنْ آَيَةٍ مِنْ آَيَاتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ

“Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka (orang kafir), semuanya selalu diingkarinya," (QS. Al-An’am : 4).

2. Mencintai kebenaran dan melapangkan dadanya untuk Islam

Pemilik hati yang selamat akan mencintai kebenaran dan melapangkan dadanya untuk mempelajari Islam. Maka atas hal itu, ia pantas mendapatkan hidayah Allah. Adapun pemilik hati yang sakit, mereka membenci kebenaran dan sempit dadanya untuk mendengarkan Islam. Dan atas hal ini, ia ditimpa kesesatan sebagai suatu bentuk hukuman Allah baginya. Allah berfirman:

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ

“Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit," (QS. Al-An’am: 125).

Dan hal tersebut dikarenakan mereka membenci kebenaran. Allah berfirman:

بَلْ جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ

“Padahal, dia telah datang membawa kebenaran kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran," (QS. Al-Mu’minun: 70).

3. Memenuhi seruan iman dan mencintai penambahannya

Pemilik hati yang selamat akan memenuhi seruan iman, sebagaimana Allah menceritakan tentang pemilik hati yang selamat. Allah berfirman tentang mereka:

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu),” Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,” maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti," (QS. Ali-‘Imran: 193).

Dan orang yang beriman akan senantiasa mencintai bertambahnya iman. Allah berfirman:

وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيمَانًا فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ (124) وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ

“Dan apabila diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata,”Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surah ini ?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada," (QS. At-Taubah: 124 – 125).

Adapun para pemilik hati yang sakit, engkau lihat mereka menghalangi dari jalan Allah. Allah berfirman:

الَّذِينَ يَسْتَحِبُّونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآَخِرَةِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ

“(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh," (QS. Ibrahim: 3).

Dan engkau melihat para pemilik hati yang selamat akan memikirkan di dalam diri mereka dan dalam penciptaan langit dan bumi serta dalam petunjuk yang datang kepada mereka dari pencipta mereka. Yang mengenalkan kepada mereka hikmah dari kehidupan dan kematian serta mensifati bagi mereka dari sesuatu yang telah berlalu maupun yang akan datang, jannah (surga) yang disediakan Allah bagi para hamba-Nya yang beriman, dan adzab (siksaan) yang akan menanti orang-orang kafir. Mereka memikirkan dalam mukjizat rasul shallallahu’alaihi wa sallam, petunjuk tentang kebenarannya dan bagaimana mereka merealisasikan apa saja yang telah Allah perintahkan untuk mewujudkan bagi mereka kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, serta mereka menjauhi adzab neraka. Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),”Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari adzab neraka," (QS. Ali ‘Imran: 191).

Akan tetapi orang-orang kafir melepaskan pendengaran dan akal mereka. Adapun segala yang diciptakan bagi mereka dari bahan-bahan perenungan, mereka tidak mengetahuinya kecuali di hari penyesalan pada hari kiamat. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ (10) فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala. Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu," (QS. Al-Mulk: 10 – 11).

4. At-tadzakkur (mengingat-ingat)

Manusia itu pelupa, akan tetapi pemilik hati yang selamat akan mengingat-ingat. Maka, dia akan melihat dan tidak mendapatinya buta. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya),” (QS. Al-A’raaf: 201).

Oleh karena itu, Allah mensyari’atkan untuk memberi peringatan. Allah berfirman:

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin," (QS. Adz-Dzariyat: 55).

Dan firman-Nya:

فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى (9) سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى (10) وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى (11) الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى (12) ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى

“Oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat, orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka), selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup," (QS. Al-A’la: 9 – 13).

Adapun para pemilik hati yang sakit, engkau lihat mereka dalam kelalaian; tidak beriman. Allah berfirman:

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman," (QS. Maryam: 39).

Maka, jika engkau mengingatkan sebagian dari mereka yang lalai dari akhirat, barangkali dia akan berkata kepadamu, “Apakah hari ini engkau datang untuk mengajarkan Islam kepadaku ? Dan saya seorang muslim yang lebih baik darimu ?!”

5. Al-yaqin (keyakinan)
Pemilik hati yang selamat akan memikirkan, mempelajari, dan mengingat; telah sampai pada keyakinan sebagaimana Allah jelaskan dalam firman-Nya:

إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآَيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ (3) وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آَيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

“Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin. Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini," (QS. Al-Jatsiyah: 3 – 4).

Adapun orang yang lalai dan sakit, maka engkau melihatnya dalam keraguan dan kebimbangan. Allah ta’ala berfirman:

بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ يَلْعَبُونَ

“Tetapi mereka dalam keraguan, mereka bermain-main," (QS. Ad-Dukhan: 9).

Dan dia tidak mengenal al-yaqin (keyakinan) kecuali sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata),”Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin," (QS. As-Sajdah: 12).

6. Kemudahan hati untuk mengingat Allah

Hati dan kulit para pemilik hati yang selamat akan cenderung mudah untuk mengingat Allah dan ayat-ayat-Nya.

Adapun orang-orang kafir, maka hati mereka akan cenderung keras. Allah berfirman:

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (22) اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu) ? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah," (QS. Az-Zumar: 22-23).

Engkau lihat para pemilik hati yang keras ini sombong, menentang, dan mengingkari ayat-ayat dan dalil-dalil. Allah berfirman:

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا

“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya," (QS. An-Naml: 14).

Dan mereka yang sombong ini dihukum sebagaimana firman Allah ta’ala:

سَأَصْرِفُ عَنْ آَيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ

“Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alas an yang benar," (QS. Al-A’raf: 146).

Ini di dunia, dan adapun pada hari kiamat maka mereka akan mendapat balasan sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka),”Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu, dan kamu telah bersenang-senang (menikmatinya); maka pada hari ini kamu dibalas dengan adzab yang menghinakan, karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran, dank arena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah)," (QS. Al-Ahqaf: 20).

7. Mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah

Orang yang hatinya selamat, akan senantiasa berkomitmen dan taat kepada Rabbnya dan kepada rasul-Nya, serta mengambil jalan di dunia ini di setiap keadaan dari berbagai keadaannya sesuai dengan kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana firman Allah ta’ala:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana," (QS. At-Taubah: 71).

Dan komitmen atas perintah Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ

“Wahai orang-orang yang beriman ! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad)," (QS. An-Nisa’: 59).

Dan firman-Nya:

وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya,” (QS. Al-Hasyr: 7).

Hal itu karena taat kepada rasul maka dia telah menaati Allah. Allah berfirman:

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

“Barangsiapa menaati rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah," (QS. An-Nisa’: 80).

Adapun pemilik hati yang sakit, maka engkau lihat dia mengikuti setan yang durhaka, hawa nafsunya, serta mengabdikan dirinya kepada selain Allah. Dan dia akan menyesal, akan tetapi pada hari di mana sudah tak lagi berguna penyesalan. Allah berfirman:

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا

“Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, “Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul," (QS. Al-Ahzab: 66).

Dan jika kita mensifati hati kita dengan sifat-sifat baik yang telah disebutkan, kita akan menjadi pemilik hati yang selamat, yang akan menumbuhkan pohon iman di dalamnya. Dan akan berkembang dan berbuah amal-amal shalih. Jika kita tidak mendapati di dalam diri kita amal-amal shalih, maka sesungguhnya hal itu akan menjadikan pohon iman lemah yang telah tumbuh di dalam hati kita dan yang belum sempurna sifat-sifat shalih.  Dan jika kita tidak bersegera untuk memperbaiki apa saja yang ada di hati kita, maka tidak akan pernah mendapati suatu perubahan dari keadaannya. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra’d: 11).

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati," (HR. Bukhari dan Muslim).

Hati tidak akan pernah menjadi baik kecuali dengan menumbuhkan keimanan di dalamnya serta menguatkannya.

Sumber:
Kitab Al-Iman, karya Syeikh Abdul Majid Az-Zindani.

Penerjemah:
Ust Najih Ibrahim Hafizahullah
Staf pengajar Bahasa Arab dan Ilmu Fiqih di Pondok Pesantren Tahfizul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo.
Diberdayakan oleh Blogger.